Namun..hingga kini, saya terpaksa merahsiakan segalanya daripada pengetahuan ahli keluarga saya. Maafkan adikmu ini..sebab Allah saja yang tahu kenapa adikmu tidak mahu berkongsi segala masalah yang melanda. Dan emak.. Saya tahu, emak seakan dapat membaca ada sesuatu yang mengganggu emosi anak bongsunya ini. Tapi di hadapan emak, saya buat muka selamba. Setiap malam, saya selalu baring kat sebelah ketiak emak. Rutin yang saya akan buat sejak dulu lagi. Walaupun cuma sebentar.. walaupun terpaksa berebut dengan Aisyah (anak sedaraku). 5 minit pun jadilah. Tak kira serimas mana pun emak, saya tetap akan ada disebelahnya. Dan dua tiga hari ini, saya dapat rasakan, emak seolah-olah ingi bertanyakan sesuatu, namun ditahannya. Sebab biasanya, emak akan tunggu sampai saya buka mulut dulu. Tapi maafkan saya emak, saya tak akan buka mulut tentang perkara ni. Biarlah saya simpan dalam diri saya.
Kawan di pejabat.. Adeq, orang yang paling rapat dengan saya (sebab kami berdua saja perempuan). Terkejut dia bila mendengar cerita saya. "Kalau adik jadi akak, adik tak boleh terima," ujarnya. Ya, aku tahu..sesiapa pun pasti sukar menerima apa yang terpaksa aku hadapai sekarang. Namun, aku kena positif, setiap yang berlaku tak akan berlaku secara sia-sia.. dan sedikit demi sedikit saya dah nampak hikmah di sebalik semua ini.
Firman Allah dalam surah Al-‘Ankabuut Ayat yang ke-2, ertinya:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”
Ya..semua yang berlaku pada diri saya adalah ujian. Saya menerima segala yang berlaku dengan redha. Allah sedang menguji saya.. menguji tahap keimanan saya. Seberat-berat ujian yang pernah saya alami, tak mungkin seberat Bilal Bin Rabah R.A. tatkala menampung batu besar di terik panas matahari padang pasir. Khabbab Bin ‘Arath R.A. begitu terseksa saat besi panas yang membara di atas kepalanya membakar dan menghanguskannya. Namun, mereka telah membuktikan keimanan mereka dan Allah mengetahui orang-orang yang benar dan orang-orang yang dusta. Di hujung penderitaan yang dialami generasi awal Islam itu, mereka mengakhiri kehidupan menuju alam abadi dengan penuh ketenangan.
Allah ingin memberikan berita gembira kepada kita jika kita bersabar atas ujian yang kita hadapi. Lihatlah Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah Ayat 155-156, ertinya:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (Kita milik Allah dan kepada-Nya kita dikembalikan)””
Ya Allah...sungguh besar rahmatMU pada kami. namun, kami saja yang sering lupa akan janjiMU. Saya tahu, biar apa juga bentuk ujian yang manusia alami, Rahmat Allah tetap akan mengiringi jika kita menghadapinya dengan penuh sabar dan pengharapan kepada Allah. Allah sangat-sangat suka jika hamba-Nya mengadu kepada-Nya, menitiskan air mata di balik tirai malam dan mengakui kelemahannya. Tidak dapat tidak, ujian itu harus dilalui dengan penuh pengharapan kepada pertolongan Allah, kebergantungan yang sepenuhnya kepada pemilik diri kita. Jika tidak, kita akan buntu mencari jalan, kerana hanya Dia penunjuk jalan. Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah Ayat 153, ertinya:
Ya, mulai hari ini, saya tekad..saya mesti kuat. Ya, saya kuat. Kuat dalam menempuhi ranjau hidup ini. Kuat dalam melawan segala rintangan. Sayalah mujahidah dan saya ingin jadi permata buat seorang mujahid. InsyaAllah..“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan Solat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
No comments:
Post a Comment