Hidup ini mesti ada tujuan.... Tujuan menuju ke jalanNYA.. Mengenali siapa kita sebenarnya... Sebagai seorang hamba yang menunaikan hak kepada Tuhannya... Allahu Akbar...

Sunday, January 23, 2011

Yakin Dengan Takdir Yang Allah Tentukan

Sahabat yang dirahmati Allah,
Secara fitrah tidak seorangpun di muka bumi ini yang menginginkan suatu musibah yang menimpa pada dirinya.  Musibah dalam erti kejadian yang tidak menyenangkan, menyusahkan, dan menyakitkan, baik secara fisikal maupun mental.
Yang diinginkan oleh setiap orang adalah sesuatu yang menyenangkan, menggembirakan, melegakan dan membahagiakan.

Bagi seorang mukmin, musibah yang terjadi dan menimpa dirinya di pandangnya sebagai ujian hidup. Maka di balik ujian itulah yang perlu di renungkan,apakah hikmah di balik musibah itu?. Kerana seorang mukmin dengan konsepsi keimanannya akan mampu memandang persoalan dengan sudut pandang yang berbeda dengan umumnya manusia.  Baginya ukuran baik atau buruknya sesuatu, benar atau salah, suka dan dukanya sesuatu dikembalikan nilainya kepada Allah S.W.T.

Hal inilah yang membedakan seorang mukmin itu senantiasa berfikir positif dan optimis dalam mengarungi kehidupannya. Sekalipun harus menghadapi berbagai ujian atau kenyataan paling pahit sekalipun, ia tidak akan mudah patah semangat dan putus asa.  Kerana ia yakin bahwa setiap kejadian pastilah sudah dalam kehendak dan takdir Allah SWT.

Maka tepatlah apa yang di sabdakan oleh Nabi S.A.W: "Sungguh menakjubkan  orang mukmin bahwa semua urusannya mendatangkan kebaikan. Yang demikian itu tidak terjadi pada siapapun,kecuali untuk orang mukmin. Jika menimpanya sesuatu yang menggembirakan bersyukurlah ia maka adalah kebaikan baginya. Dan jika menimpanya sesuatu yang menyusahkan bersabarlah ia maka adalah kebaikan baginya." 
(Hadis Riwayat Muslim).

Hadis ini dapat menjadi landasan paradigma berfikir seorang mukmin sehingga ia senantiasa berada pada jalan kebenaran. Seorang mukmin selalu memiliki pandangan yang lurus kedepan, pandangannya kuat dan mendasar, luas menjangkau dan seimbang dalam mensikapi segala sesuatunya. Dengan demikian ia akan memiliki kesiapan secara mental, pemikiran, lahir dan batin dalam mensikapi segala sesuatunya.  Dengan demikian ia akan memiliki kesiapan secara mental, pemikiran lahir dan batin dalam menghadapi realita dan berbagai kemungkinan yang akan menimpa di dalam hidupnya.

Untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan firman Allah S.W.T yang berbicara tentang perspektif musibah.

Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Tdak ada suatu musibah apapun di muka bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam Kitab (lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai orang sombong lagi membanggakan diri." 
(Surah Al-Hadid ayat 22-23).

Dari Ayat ini dapatlah kita fahami bahwa musibah dalam bentuk apapun tidak mungkin terjadi dan menimpa pada siapapun, kecuali telah terencana dalam ilmu Allah bahkan telah ditetapkan pula di lohmahfuz.  Maka tidak akan pernah terjadi musibah yang salah sasaran. Maka musibah apapun yang menimpa seorang mukmin akan di fahami sebagai takdir Allah dan qadak-Nya.

Yang paling penting bagi manusia adalah mengimani segala keputusan dan ketentuan yang telah terjadi,kerana kesemuanya terjadi tidaklah terlepas dari "Kebijakan dan Keadilan Allah SWT".

Manusia diberi  kebebasan berfikir, berusaha, beramal untuk menjawab seluruh tantangan hidupnya . Mencapai apa yang diinginkannya dan menghindari apa yang tidak diinginkannya.

Allah juga telah memberi seperangkat alat dan modal besar berupa; akal, hati, perasaan dan pancaindra.

Allah pun telah memberinya petunjuk berupa kitab suci yang telah di jelaskan oleh Rasulullah S.A.W.  Dengan petunjuk ini seharusnya manusia mampu menjalani kehidupannya dengan sempurna.

Allah telah menundukkan apa yang ada di bumi, untuk menjadi sarana hidup dan kehidupan bagi manusia. Manusia di beri kesempatan untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya apa yang ada di bumi sebagai bagian kesenangan hidup dan kehidupannya.  Begitu sempurnanya Allah memberi kenikmatan kepada manusia.

Maka ketika sebuah musibah yang tidak menyenangkan terjadi seharusnya manusia bertanya, mengapa hal ini terjadi?, Apa sebabnya terjadinya musibah yang demikian ini?.

Inilah bentuk-bentuk dan cara Allah S.W.T memberi dugaan atau ujian kepada manusia. Dengan ujian ini Allah ingin membedakan siapa manusia yang benar-benar beriman dengan orang yang benar-benar kafir kepada-Nya.

Dari ujian inilah nantinya Allah akan membezakan siapa diantara manusia yang paling kuat keimanan dan amalnya, bersyukur atas nikmat,istiqamah dalam ketaatan kepada-Nya atau kufur atas nikmat-Nya dan berputus asa atas cobaan yang menimpanya.  

Dengan beriman kepada takdir Allah, maka akan membuka pintu hidayah menuju ke redaan-Nya. Di akhirat nanti Allah akan pisahkan siapa yang termasuk "Ahlul Yamin" Dan siapa yang termasuk "Ahlus Syimar" Untuk kemudian di balas dengan syurga atau neraka-Nya.

Nabi Ibrahim as dipilih oleh Allah S.W.T sebagai pemimpin bagi umat manusia kerana kesempurnaannya dalam reda kepada Allah S.W.T.  segala bentuk ujian. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran maksudnya :
"Dan ingatlah ketika Ibrahim di uji Tuhannya dengan beberapa kalimat (peritah dan larangan) lalu Ibrahim dengan sempurna menunaikannya. Allah berfirman:" Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia"Ibrahim berkata:"(Dan saya mohon juga) ya Allah dari anak keturunanku, Allah berfirman "Janji-Ku (ini) tidak berlaku bagi orang-orang yang zalim." (Surah al-Baqarah ayat 124-125).

Oleh itu  tidak ada alasan bagi orang-orang yang beriman untuk lari atau menghindar dari ujian dan cobaan dalam hidupnya. Tidak ada kamus putus asa dalam menghadapi segala macam ujian, kerana ujian itu ternyata merupakan cara Allah untuk meningkatkan kualiti orang-orang beriman.

Bahkan ujian yang Allah berikan pada manusia sebagiannya merupakan cara Allah memberi ampunan pada orang-orang yang sabar dalam menerima cobaan-Nya.

Kenapa Allah S.W.T menimpakan musibah sementara manusia tidak ada yang menginginkan musibah itu?.  Maka disinilah Allah S.W.T ingin menunjukan kekuasaan-Nya yang mutlak. 

Tidak ada seorangpun yang dapat menolak kehendak-Nya. Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu , selain daripada itu Allah ingin memberikan pelajaran pada orang yang mau berfikir sebab terjadinya musibah dan hikmah dibalik  musibah tersebut.

Cobalah sejenak kita renungkan tentang sebab-sebab bencana dan musibah yang terjadi di Negri kita , adakah ke zaliman Allah di balik musibah itu?. Ataukah disebabkan kezaliman manusia dan kejahatan mereka yang menyebabkan terjadinya musibah tersebut?.  

Untuk itu marilah kita jadikan seluruh musibah yang menimpa diri kita, keluarga atau bangsa kita ini sebagai peringatan agar kita tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan datangnya musibah dan bencana yang pernah menimpa umat terdahulu.  Kita perlu menjauhkan diri daripada menyekutukan Allah dengan sesuatu (musyrik), tidak sombong dan merasa aman dari azab Allah.

Sentiasalah mendekatkan diri dan tawakal kepada-Nya.  Berusaha  meningkatkan iman dan amal dan takwa kita supaya  mendapatkan ampunan daripada-Nya dan mendapat balasan untuk memasuki syurha-Nya di hari akhirat nanti.

Semoga kita senantiasa mendapat lindungan dari Allah S.W.T dan terhindar dari segala macam musibah, fitnah dan musibah.  Semoga musibah yang pernah menimpa kita dan saudara kita menjadi cara Allah mengampuni dosa-dosa kita semua, dan menggantinya dengan ampunan, pahala dan syurga-Nya.  Amin.

(Abu Hanifah).

Saturday, January 22, 2011

Saat Dalam Masalah..

Seorang mukmin dengan ketakwaannya kepada Allah s.w.t., memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, maka masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak membuatnya mengeluh atau stres, apalagi berputus asa. Hal ini disebabkan karena keimanannya yang kuat kepada Allah s.w.t. sehingga membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allah s.w.t. berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya. Dengan keyakinannya ini Allah s.w.t. akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allah s.w.t.dalam firman-Nya,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(Surah At Taghaabun: 11)

Ibnu Katsir mengatakan, “Makna ayat ini: seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah tersebut, maka Allah akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan boleh jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya.”
(Tafsir Ibnu Katsir, 8/137)

Inilah sikap seorang mukmin dalam menghadapi musibah yang menimpanya. Meskipun Allah s.w.t. dengan hikmah-Nya yang maha sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah s.w.t. dalam mengahadapi musibah tersebut. Tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang mukmin.

Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allah senantiasa disertai dengan sikap redha dan ihtisab (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap redha tidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisab (mengharapkan pahala dari-Nya). Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Kerana setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut. Adapun orang-orang kafir, maka mereka tidak memiliki sikap redha dan tidak pula ihtisab (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan). Sungguh Allah telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya,

وَلا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لا يَرْجُونَ

“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan.”
(Surah An Nisaa’: 104)

Oleh kerana itu, orang-orang mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan. Akan tetapi, orang-orang mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan mendekatkandiri kepada Allah s.w.t.” (Ighaatsatul Lahfan, hal. 421-422, Mawaaridul Amaan)

Friday, January 21, 2011

Dalam Hati Ada Taman.. Taman Dah Musnah Dilanda Banjir...

Retorik tak tajuk Post saya hari ini? Dalam Hati Ada Taman.. Itu dulu..sekarang tak lagi.. Yupp.. Beginilah episod hidup saya yang tragis.. Dalam pada saya menanggung 'derita', ada pula mulut jahat yang kata: "Ha..itu sajalah dia ni..bercinta..putus..tukar orang lain.. Uiks..Kejamnya statement.

Hakikatnya..saya tak pernah meletakkan cinta kepada manusia.Saya bukan jenis kaki dating. Jumpa pun sekali dua saja dengan bertemankan muhrim. Kalau ada lelaki yang nakkan saya?? Silakan..jumpa mak ayah saya. Jangan yakinkan saya sebab saya tak pernah kisah dengan siapa saya dijodohkan selagi baik agamanya. Namun..berusahalah meyakinkan ibu bapa dan keluarga saya..

Masa kat Universiti dulu ada yang bertanya.. "Akak tengok Ryn kalau putus cinta ke..gaduh ke..relax je. Tak macam orang lain." Ujarnya..

Macam yang saya katakan tadi la.. Saya tak meletakkan cinta pada manusia.. Kerana saya tahu, cinta itu pasti mengecewakan saya. Sedih? Siapa kata tidak? Sesungguhnya hanya Allah saja yang tahu bagaimana perasaan saya ketika itu.

Episod duka yang paling berkesan dalam kamus hidup saya.. Cukup pahit..cukup perit. Apabila perkahwinan saya yang tinggal hanya 2-3 bulan terputus.. Yang lebih mengecewakan..Lelaki itu tidak langsung memutuskannya secara baik. Malah kami sekeluarga ditipu! Demi Allah, saya tak marah kalau dia hanya tipu saya, tapi apabila dia membabitkan mak ayah saya (apatah lagi mak sedang sakit)..sangat-sangat menyakitkan.

Ye..saya hampir rebah. Serebah-rebahnya.. Namun saya kembali muhasabah diri. lantas saya letakkan segalanya di tangan Allah. hanya padaNYA tempat untuk saya mengadu. Untuk pulih bukan mudah. Namun ada insan yang menenangkan saya.. Dan dialah yang membuka hati saya..

Pertama kali dalam hidup saya.. Setelah ramai lelaki yang saya kenal.. Inilah satu-satunya lelaki yang benar-benar menyentuh hati saya. Namun sekali lagi saya diuji. Selepas lelaki itu dan keluarganya datang ke rumah.. Abang dan kakak saya berkeras menentang. Saya cuba pertahankan dia..kerana saya yakin, da lelaki yang baik. Bukan calang-calang cabaran yang saya terima untuk pertahankan dia....

3 bulan saya bawa hati saya.. rajuk saya..berjauhan dengan keluarga. Saya menumpang di rumah orang (walaupun ianya bukan sesuatu yang saya suka). Ye, mulanya saya dan dia dapat mengharungi dugaan ini... Tak putus-putus saya berdoa agar keluarga saya dibukakan hati untuk menerima dia..

Tapi sekali lagi saya diuji, tatkala Allah buka hati mereka..hati dia pula yang berubah. Satu permintaannya tak mampu untuk saya penuhi.. Dan saya tak mahu mengguris hati keluarga saya lagi.. Lantas kali ini saya berkorban.. Walaupun pahit menerima perpisahan ini, namun saya redha.. Hanya ni jalan yang ada.

Berbulan lamanya saya korbankan hati saya sendiri demi kebahagiaan orang lain.. Dan kini, biarlah saya kuburkan perasaan cinta saya demi keluarga saya..

Benar..saat ini Allah saja yang tahu apa yang tersirat di hati. Namun, saya sentiasa berdoa agar saya terus diberikan kekuatan untuk menghadapi ujianNYA.. InsyaAllah..

Sakit Hati Ke? Sila Baca...

Hati yang sakit mengakibatkan pandangan dan tanggapan hati terhadap sesuatu tidak betul. Hati yang sakit menyebabkan kebenaran tidak dapat dilihat walaupun ianya merupakan satu kebenaran, hati yang sakit melihat kebatilan sebagai satu kebenaran, atau ia melemahkan pemahamannya terhadap sesuatu kebenaran lalu mematikan hatinya untuk menerima kebenaran.


 
Hati yang sakit menyebabkan hati membenci kebenaran yang memberi kebaikan kepadanya. Hati yang sakit menyukai kebatilan sedangkan kebatilan itu akan memudaratkannya. Hati yang sakit juga tidak tahu memilih antara kebenaran dan kebatilan, akhir cenderung kepada kebatilan kerana mengikut hati dan perasaan.

Justeru orang yang hatinya sakit sukar untuk melihat kebenaran sebagai kebenaran dan kebatilan sebagai kebatilan. Apabila melihat sesuatu dia akan melihat manusia yang melakukan atau kejadian semulajadi, lupa bahawa Allah s.w.t yang sebenarnya menjadikan tiap sesuatu. Apabila ditimpa bala dan bencana, mereka melihat manusia yang menyebabkan bala bencana tetapi mereka tidak nampak ia merupakan qada' dan qadar dari Ilahi.

Berbeza dengan orang yang hatinya sihat dengan cahaya keimana, mereka melihat semua perkara ada hikmahnya dan ditentukan oleh Allah s.w.t, pasrah dan redha menjadi hiasan hati, kehidupan yang bahagia sentiasi dimiliki.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر وكان خيرا له وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن

Maksudnya;" Sungguh menghairankan urusan orang beriman, Semua urusannya baik, apabila mendapat nikmat kesenangan, ia bersyukur, maka baiklah baginya dan apabila ditimpa kesusahan, ia bersabar maka baik jugalah baginya. Dan sifat tersebut tidak ada melainkan bagi orang yang beriman."

Kebiasaannya orang yang hatinya sakit tidak merasa tenang, tidak merasa bahagia walaupun dikelilingi berbagai nikmat dan kemewahan, hatinya sentiasa gelisah dan keluh kesah dalam menghadapi kerenah kehidupan, kebiasaannya membuat sesuatu diluar dari kewajaran dan rasional. Hatinya penuh dengan macam-macam penyakit hati menyebabkan sakitnya bertambah parah.

Sebab-sebab hati sakit :

1.Lupakan Allah, lupa dari mengingati Allah, lupa bahawa Allah tidak alpa dari apa yang dilakukan oleh manusia, lupa bahawa Allah lah yang menentukan segalanya, lupakan Allah kerana kurang mengingati Allah, dan hati lebih terikat kepada perkara-perkara yang disukai selain Allah.

2.Lupakan perintah-perintah Allah kerana tidak suka kepadanya, mengutamakan keseronokan dan hatinya sentiasa terikat dengan dorongan nafsu syaitan.

3.Lupakan hari qiamat, tidak mengingati mati, kurang mengingati dosa dan pahala, kurang mengingati hari pembalasan, Syurga dan Neraka

Apabila ketiga-tiga sebab tadi terangkum dalam hati manusia maka beratlah untuk melakukan ibadah, sebaliknya ringan pula untuk melakukan dosa dan maksiat, mengutamakan urusan dunia dan meninggalkan urusan berkaitan akhirat, mendahulukan keinginan nafsu dan mengambil ringan perintah Allah, melampaui batasan-batasan agama, menjadi orang yang zalim dan mendahulukan keinginan diri dari kehendak Allah

Perkara-perkara yang boleh merosakkan hati :

1.Jahil agama.

2.Pergaulan dengan orang-orang yang hatinya sudah rosak, hatinya mati dan menjadikan mereka sebagai teman.

3.Suka berangan-angan dan berkhayal tentang sesuatu yang tak kan dapat dicapai.

4.Bergantung dengan selain daripada Allah s.w.t.

5.Banyak makan dan sentiasa memikirkan tentang makanan, tidak menghiraukan halal haram dalam urusan makanan.

6.Banyak tidur, orang yang banyak tidur mensia-siakan masa, pelupa dan pemala.

Bagaimana Melahirkan Peribadi Wanita Muslimah?

Sahabat yang dirahmati Allah,
Kita sangat perlu untuk membahas tajuk ini kerana beberapa alasan. Diantara alasan tersebut adalah apa yang kita saksikan dalam kehidupan sebagian wanita muslimah di zaman ini. Dalam beberapa hal seorang wanita Muslimah begitu serius, tapi dalam hal-hal yang lain sangat kurang dan jauh dari nilai-nilai agama.

Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud :
"Sesungguhnya dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita yang solehah."
(Hadis Riwayat Muslim)

Sabda baginda lagi yang bermaksud :
"Tidak aku tinggalkan suatu fitnah sesudahku lebih merbahaya kepada kaum lelaki melainkan godaan wanita."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Sebagai contoh, kita boleh menyaksikan seorang wanita muslimah yang solehah, melaksanakan syiar-syiar Islam. Namun, tidak menghiraukan kesihatan dan kebersihan mulut dan dirinya. Tidak peduli dengan kesihatan dan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya. Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap kesihatan dan kebersihan dirinya tapi melalaikan ibadah dan pelaksanaan syiar-syiar Islam.

Contoh lain, kita dapati ada seorang muslimah mencurahkan perhatiannya pada ibadah tapi tidak memiliki pandangan yang benar tentang Islam yang menyeluruh, ‘bagaimana Islam membicarakan tentang alam, kehidupan dan manusia.’

Ada yang suka belajar agama dan menghadiri majlis-majlis ilmu, tapi tidak menjaga lisannya dari ghibah (mengumpat) dan namimah (mengadu domba).

Ada yang hubungan peribadinya dengan Allah s.w.t.  baik, tapi tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga dan rakan-rakannya.

Ada yang menjaga hubungannya dengan rakan-rakan dan tetangganya baik tapi tidak melaksanakan dengan baik hak-hak kedua ibu bapanya. Kurang mengambil perhatian dan tidak berbakti dan melaksanakan tanggungjawab kepada mereka. Hak-hak orang tua diabaikan.

Ada yang berbakti kepada kedua orang tuanya baik tetapi tidak memenuhi hak-hak suaminya. Apabila hadir dimajlis-majlis keraian. majlis perkahwinan dan pertemuan sesama para wanita bersek dan berhias diri dengan sempurna tetapi bila berada dirumahnya tidak berhias untuk suami.

Ada yang berbakti kepada suaminya tetapi tidak membantu suaminya untuk berbakti kepada masyarakat dan tidak membantu suaminya untuk berbuat kebajikan, bertaqwa dan beramal soleh.

Ada yang taat dan patuh kepada suaminya tetapi  kurang memperhatikan pembinaan dan pembentukan keperibadian anak-anaknya. Kurang membena perkembangan kejiwaaan dan akal mereka. Kurang memperhatikan suasana sekelilingnya yang akan memberi pengaruh yang besar kepada perkembangan tarbiyyah anak-anaknya.

Ada yang memperhatikan itu semua tetapi  kurang menjalin ikatan silaturahimnya kepada kaum keluarga dan saudara-mara.

Ada yang silaturahim terhadap keluarganya baik, tapi hubungannya dengan lingkungan sekitarnya tidak baik. Sibuk dengan urusan peribadinya. Tidak peduli dengan persoalan kaum muslimin dan muslimat.

Ada yang memperhatikan persoalan peribadi dan umat Islam tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambah pengetahuannya dengan belajar dan terus membaca.


Kalau kita merasa heran dari ini semua, keheranan kita akan bertambah ketika kita mengetahui bahawa itu semua muncul dari para wanita Muslimah yang memiliki tingkat kesadaran yang cukup baik terhadap agama ini. Dari para wanita Muslimah yang tumbuh dalam lingkungan Islam dan memiliki bekal pengetahuan agama yang tidak sedikit!

Ini disebabkan tidak prihatin dan tidak memandang Islam dengan pandangan yang jauh dan seimbang seperti yang telah diajarkan oleh Islam. Pandangan yang menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan alam sekelilingnya. Pandangan yang mendorong seseorang untuk melihat segala sesuatu dengan seimbang. Tidak megutamakan satu aspek dengan meninggalkan aspek yang lain.

Sahabat yang dimuliakan,
Orang yang memperhatikan dengan teliti ayat-ayat Qur’an dan hadis-hadis akan mendapati begitu banyaknya dalil yang menjelaskan perilaku yang seharusnya dimiliki wanita Muslimah dalam hubungannya dengan Tuhannya, pembentukan peribadinya dan hubungannya dengan orang lain. Urusan yang mengatur kehidupan yang mengatur segala sesuatu dari yang besar sampai yang kecil. Semua nash tersebut akan memberikan cara-cara kehidupan yang seimbang. Kehidupan yang menjamin kebahagiaan, kejayaan di dunia dan kehidupan di hari kemudian.

Semua ini yang telah digariskan oleh Islam dalam Al-Qur’an dan sunnah akan mengantarkan seorang wanita Muslimah mendapatkan kepribadiannya yang mulia. Kepribadian yang sejalan dengan fitrahnya. Sehingga melahirkan wanita Muslimah yang unggul, mulia dan istimewa dalam perasaan, pemikiran, perilaku dan hubungannya.

Mencapai tingkat tersebut sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia secara umum kerana wanita memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan generasi akan datang, melahirkan para pejuang, menanamkan nilai-nilai, menghiasi kehidupan dengan cinta, kasih sayang dan keindahan serta membangunkan  rumah tangga dengan rasa aman, tenang, tentram dan damai.

Sahabat yang dikasihi,
Wanita Muslimah adalah satu-satunya wanita yang sanggup menerangi dunia wanita yang telah tersesat jauh dengan kehidupan jahiliah dan hanya mengutamakan kecantikan dan kebendaan semata-mata. Wanita Muslimah berkemampuan untuk melahirkan peribadi-peribadi mulia dan meninggalkan kehidupan wanita morden hari ini yang telah menyempang jauh dengan ajaran Islam yang sebenar. Hal itu dengan mengenalkan dirinya, menghadapkan dirinya pada sumber permikiran yang murni untuk kembali kepada kepribadiannya yang mulia yaitu kepribadian yang telah dibentuk oleh Al-Qur’an dan As Sunnah.

Wahai wanita Islam yang sejati!
Apabila piala hatimu telah dipenuhi kecintaan dan kesetiaan yang mendalam kepada Allah, barulah mudah fizikal dan akal diarah untuk melakukan sebarang bentuk kebaktian. Sesungguhnya kebaktian yang utama dilakukan oleh wanita Islam yang sedar ialah membantu agama Allah supaya syariat Islam mewarnai seluruh hidup insan. Setiap saat seluruh tenaga akan digembeling untuk menyebarkan seruan keyakinan supaya setiap anggota masyarakat menepati tujuan manusia diciptakan.

Oleh itu berhati-hatilah didalam menjalani kehidupan ini, sentiasa berwaspada dan menjaga akhlak dan peribadimu. Jangan kecundang dengan tipu daya dunia dan terpengaruh dengan pujuk rayu anak Adam. Sekiranya kamu kekal dengan status wanita solehah insya Allah pasti kamu akan mendapat kebahagiaan di dunia dan mendapat kemuliaan di hari Akhirat.m
Mudah-mudahan Allah Subhaanahu Wata’aala memberikan taufiq dan hidayahnya padamu untuk istiqamah dalam agama yang telah dibawa Nabi Muhammad s.a.w.

Hakikat Insan

Sahabat yang dirahmati Allah ,
Marilah sama-sama kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah S.W.T.  dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Mudah-mudahan kita tergolong dikalangan hamba-Nya yang mendapat keberkatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.



Bersyukur kita kehadrat Allah S.W.T. kerana masih memberi rezeki dan nikmat yang tidak terhingga kepada kita semua. Ini merupakan sifat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Dan yang paling istimewa Allah S.W.T.  telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik rupa dan kejadian. Begitu juga, Allah S.W.T. telah memuliakan manusia berbanding makhluk-makhluk-Nya yang lain. 
Sebagaimana firman Allah S.W.T. dalam surah at-Tin ayat 4 :
Maksudnya : “ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (dan berkelengkapan sesuai dengan keadaannya) ”.

Berdasarkan ayat tersebut, para ulama sepakat mengatakan bahawa kemuliaan manusia berbanding makhluk-makhluk Allah yang lain adalah disebabkan kemampuan manusia menguasai kebijaksanaan dengan akal fikiran. Dimana akal fikiran manusia mampu membezakan antara yang baik dan yang buruk atau diantara yang hak dengan yang batil.

Namun begitu kemuliaan dan keagongan tersebut tidak datang begitu sahaja, sebaliknya ia perlu dipenuhi dengan syarat-syaratnya, iaitu manusia perlu beriman kepada Allah S.W.T. dengan sebenar-benarnya serta mengerjakan amal soleh. Sebaliknya jika manusia tidak beriman dan tidak berpegang dengan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka ia akan dicampakkan ke tempat yang serendah-rendahnya iaitu azab api neraka. Malahan manusia tidak berhak untuk menerima gelaran kemuliaan tersebut. 

Firman Allah S.W.T maksudnya : “ Kemudian ( jika ia panjang umur sehingga tua atau menyalahgunakan kelengkapan itu ), kami kembalikan dia keserendah-rendah peringkat orang-orang yang rendah. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, maka mereka beroleh pahala yang tidak putus-putus ”. (Surah at-Tin ayat 5-6)

Sahabat yang dimuliakan,
Menyedari hakikat kemuliaan dan keistimewaan yang diberikan oleh Allah S.W.T. kepada manusia begitu tinggi, maka seharusnya kita bersyukur dan sentiasa berusaha menjaga kemuliaan tersebut, terutamanya menjaga nikmat akal dan nikmat tubuh badan, kerana itu sebagai tanda syukur dan berterima kasih, kita perlu menggunakan kedua-dua nikmat tersebut dengan betul dan sebaik-baiknya. Disamping mensyukuri, kita juga dituntut untuk memahami tanggungjawab terhadap diri sendiri dan tanggungjawab terhadap Allah S.W.T.

Dengan memahami tanggungjawab terhadap diri sendiri atau dengan menjaga amanah diri, iaitu mengetahui serta sedar bahawa segala anggota badan seperti mata, telinga, tangan, kaki dan anggota-anggota yang lain merupakan amanah Allah S.W.T. Begitu juga, menjaga akal, menjaga kebersihan diri, menjaga kesihatan, menutup aurat dan sebagainya merupakan sebahagian daripada amanah yang telah ditetapkan oleh Islam.

Justeru, memelihara setiap anggota dan pancaindera dari digunakan untuk perkara-perkara yang dilarang oleh Allah S.W.T. menjadi tanggungjawab dan tuntutan yang terkandung dalam pengertian amanah yang perlu dijaga dan dipelihara bagi tujuan kebaikan serta mendapat keredaan dari Allah S.W.T. sepanjang masa.

Kerana itu, bagi mereka yang tidak menjaga akal dan tubuh badan dengan sempurna dan ditambah lagi dengan menggunakan bahan-bahan terlarang seperti meminun arak, menyalahgunakan dadah, terlibat dengan pil axtacy, pil kuda, ubat batuk dan sebagainya. Bukan sahaja boleh merosakan akal fikiran malahan boleh memudaratkan tubuh badan serta mengundang kemurkaan Allah S.W.T. Islam juga melarang menghisab rokok kerana bahan kimia yang terdapat dalam rokok telah disahkan oleh pakar perubatan bahawa ianya boleh mendatangkan mudarat dan menjejaskan kesihatan.

Firman Allah S.W.T maksudnya : "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(Surah al-Baqarah ayat 195)

Apabila manusia tidak menggunakan akal fikiran atau terlibat dengan bahan-bahan yang boleh merosakan akal fikiran seperti penyalahgunaan dadah dan pil khayal, maka ketika itu manusia tidak layak lagi menjadi makhluk Allah yang paling mulia. 

Hal ini sebagaimana yang digambarkan oleh Allah dalam surah al-A’raf ayat 179 maksudnya : "Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk Neraka Jahannam banyak dari jin dan manusia yang mempunyai hati (tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat Allah) dan yang mempunyai mata (tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti-bukti kekuasaan Allah), dan yang mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu mendengar dengannya (ajaran dan nasihat) ; mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai."

Dari ayat tersebut, jelaslah bahawa apabila manusia mengabaikan akal fikiran serta tidak digunakan mengikut fitrah ia diciptakan oleh Allah, maka manusia pada ketika itu tidak layak lagi dimuliakan bahkan martabatnya menjadi lebih rendah dari binatang ternak.

Sahabat yang dikasihi Allah,
Penyakit Aids amat menakutkan kita semua kerana sehingga kini masih tidak ada kaedah perubatan atau penawar berkesan yang boleh mengubatinya.

Cuba kita renung perangkaan 2005 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesihatan Malaysia menunjukkan 70,559 orang pesakit HIV di seluruh Malaysia dimana 61,715 pesakit yang masih hidup. Bagi tahun 2005 sahaja sebanyak 6,120 kes baru dilaporkan iaitu kira-kira 17 kes sehari pesakit dijangkiti HIV. Perangkaan ini cukup menakutkan kita kerana dari keseluruhan pesakit HIV majoriti kaum Melayu atau umat Islam yang paling ramai dijangkti HIV.

Berdasarkan kepada kajian yang dilakukan oleh pakar-pakar perubatan terdapat 3 faktor utama yang menyebabkan berlakunya AIDS atau dijangkit HIV positif diantaranya :

1. Disebabkan oleh hubungan seks sejenis atau Homoseksual diantara lelaki dengan lelaki.
2. Disebabkan oleh seks bebas iaitu bertukar-tukar pasangan.
3. Disebabkan oleh penyalahgunaan dadah dengan cara bertukar atau berkongsi jarum suntikan.

Oleh itu janganlah kita benarkan diri dan akal fikiran kita terjebak dengan unsur-unsur maksiat atau dirosakkan oleh bahan-bahan perosak seperti arak dan  dadah dan sebagainya yang akan menghentikan sama sekali fungsi akal dan menjatuhkan martabat diri dan keluarga dalam kehinaan.

Asas kekuatan iman dan akidah yang mantap perlu ditaman didalam diri setiap muslim, kerana kekuatan ini sahajalah cara yang boleh menyelamat kita samaada agama, akal, nyawa, keturunan, maruah dan harta benda. Tanpa keimanan yang kukuh kita akan gagal menikmati kesejahteraan dan keselamatan hidup yang hakiki, kerana itu, marilah sama-sama kita mengambil berat terhadap mereka-mereka yang dibawah jagaan kita agar tidak terlibat serta bebas dari perkara-perkara negetif yang boleh merosakkan hidup dan masa depan mereka.

Sahabat,
Akhirkata marilah  sama-sama berusaha menjadikan diri dan keluarga serta masyarakat kita sentiasa berada dalam rahmat dan pertolongan Allah S.W.T. sepanjang masa. Mudah-mudah hidup kita selamat di dunia dan di akhirat. Terdapat lima perkara perlu kita hayati untuk tingkatkan hubungan hati kita dengan Allah S.W.T. di antaranya adalah seperti berikut :

1. Sentiasa mendekatkan diri dengan Allah S.W.T. dengan melakukan ibadah wajib dan ibadah sunat serta menjauhi segala larangan-Nya.

2. Berusaha membina keimanan yang mantap serta jiwa yang kental, kerana melalui keimanan kepada Allah S.W.T. sahajalah yang dapat mengawal dan mencegah kemungkaran.

3. Bertanggungjawab mendidik anak-anak dan mereka yang dibawah jagaan kita terutamanya memastikan setiap makanan yang diberikan dari sumber yang halal, bersih dan berzat serta menjauhi dari sumber yang subhah, apatah lagi dari sumber yang haram seperti rasuah, riba’, penipuan dan sebagainya.

4. Peranan masyarakat juga penting terutama mengambil tahu hal-hal yang berlaku disekeliling. Disamping membantu perkara-perkara yang baik serta berusaha mencari jalan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah dan bukannya menimbulkan masalah dalam masyarakat.

5. Hidupkan budaya amar makruf nahi mungkar dalam kehidupan seperti sentiasa menjaga batasan dalam pergaulan, menjaga aurat, menjauhi perkara-perkara tidak berfaedah serta menjaga akhlak dengan merasa malu dan takut untuk melakukan perkara-perkara mungkar termasuk penyalahgunaan dadah.

Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Wahai orang-orang yang beriman ! Janganlah kamu mengkhianati (amanah) Allah dan RasulNya, dan (janganlah) kamu mengkhianati amanah-amanah kamu, sedang kamu mengetahui (salahnya).
( Surah al-Anfal ayat 27 )

Nasihat Buat Diri..

Wahai wanita Islam sejati!
Lihatlah ke hadapan, tanggungjawab besar menantimu, sebagai pembimbing generasi untuk mewarisi risalah suci. Di kananmu terbentang berbagai bentuk kekayaan yang dihajati setiap diri. Di kiri terkumpul segala bentuk perhiasan dunia yang sangat disenangi hati. Nah, yang mana satu mesti menjadi pilihanmu? Untuk mendapat redha Ilahi wanita solehah pasti memilih yang dihadapan, mengalas tanggungjawab dengan sabar dan yakin akan janji-janji Allah berbanding mendapat habuan yang di kanan atau di kiri!

Sohibah yang dihormati,
Wanita solehah yang sedar terhadap petunjuk agama serta mendalam imannya memiliki keyakinan bahawa Allah telah menetapkan matlamat hidup berdasarkan firman-Nya dalam surah Az-Zariyat ayat 56 yang bermaksud : "Dan ingatlah Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah dan beribadah kepada-Ku."

Tumpuan menyembah dan beribadah hanya ditujukan kepada Allah yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur alam. Dengan kata lain, seluruh penyembahan yang sebenar hanya layak ditujukan kepada Allah s.w.t.

Dengan dasar ini juga Rabiah al-Adawiyah membina kehidupannya seperti yang ditegaskan dalam pendirian seutuh madahnya :
"Kekasihku tiada yang menandingi-Nya. Tidak ada ruang kosong dihatiku selain untuk-Nya, sekalipun Kekasihku tidak dapat ku pandang dengan mata, namun Dia tetap hadir bersama degup jantungku. Dialah yang kusanjung dan kupuja sekalipun orang lain ada di sampingku. Jiwa dan hatiku hanya ku persembahkan untuk-Nya."

Rabiah al-Adawiyah dengan sikap tegas sentiasa mengatakan bahawa hidupnya telah dipersembahkan kepada Allah s.w.t. sahaja. Jiwanya kuat terdorong untuk melakukan ketaatan kepada Allah semata-mata atas rasa kerinduan bertemu Allah. Begitulah sepatutnya pendirian wanita solehah yang sedar dimana keredhaan Allah mengatasi segala keinginan dan mentaati segala perintah Allah mendahului segala matlamat. Mematuhi hukum syarak menguasai jalan kehidupan. Wanita solehah sentiasa berbangga dengan keperibadian Islam seperti yang telah terbukti dalam sejarah awal kegemilangan Islam. Disana terpapar peribadi Muslimah yang mesti dicontohi.

Sohibah yang dimuliakan,
Lihatlah contoh syahidah Muslimah yang pertama bernama Sumayah iaitu ibu kepada Amar bin Yasir. Sumayah bersama anak dan suaminya diheret ke tengah padang pasir yang gersang. Ketika sinar matahari sangat terik dan debu-debu sahara berterbangan, mereka dipakaikan baju besi yang tebal. Ditaburkan pasir yang panas dan ditindih dengan batu lagi pejal.

Gambarkan betapa peritnya penyiksaan pada zaman itu! Sehingga anaknya Amar bin Yasir melafaskan pengakuan palsu bertujuan melepaskan diri. Namun Sumayah dan suaminya Yasir terus berpegang dengan kesabaran. Mereka berdua tetap teguh dengan pendirian untuk menegakkan kalimah 'Laailahaillallah Muhamadur Rasulullah'. Lantas dengan kejam Abu Jahal menikamnya dengan tombak yang akhirnya mengangkat roh Sumayah menjadi wanita Islam pertama mendapat syahid. Dan suaminya pun mengikut jejak langkahnya mendapat syahid apabila tidak mampu lagi menahah kesakitan yang amat sangat ditimpakan keatas dirinya.

Selepas Sumayah, ramai lagi wanita Islam contoh yang sanggup menerima berbagai bentuk penyiksaan semata-mata untuk mendapatkan keredhaan Allah s.w.t.. Penyiksaan dan penindasan tidak melemahkan mereka. Malah mereka semakin sabar, redha dan menyerahkan diri kepada Allah.

Sesungguhnya kebangaan wanita Islam yang sedar terhadap keunggulan peribadi mukminah yang memiliki kekuatan dan kegigihan berhadapan dengan berbagai ancaman telah memberi ketahanan kepada mereka pada setiap zaman. Juga menyelamatkan mereka daripada terjatuh dalam lumpur kekafiran dan melindungi daripada penyelewengan ke dalam gelumbang kebatilan.

Apabila wujud nyalaan bara iman, wanita solehah sepanjang zaman tetap berpegang teguh pada aqidahnya apabila ada pihak luar cuba mencabar dan menguggatnya. Begitulah seperti yang dapat kita lihat keteguhan iman Asiyah isteri Firaun. Meskipun Asiyah dihamparkan dengan berbagai kemewahan dan keindahan perhiasan dunia, namun hatinya tidak dapat diubah untuk mempertuhankan Firaun. Apabila ia tetap berpegang teguh pada aqidah Islam dan menafikan ketuhanan Firaun maka Firaun mengancam untuk meragut nyawanya. Ia tetap teguh dengan penyembahan kepada Allah yang Maha Esa.

Asiyah telah disiksa oleh suaminya Firaun dengan azab yang pedih, namun ia memandang ringan dan sentiasa teguh kesetiaan kepada yang Maha Pencipta. Asiyah sentiasa berdo'a untuk menyuburkan pengharapannya kepada yang Maha Pengasih dan Penyayang hingga akhirnya ia mati syahid dibunuh Firaun. Dalam Al-Qur'an Allah s.w.t. merakamkan do'a Asiyah dalam surah al-Tahrim ayat 11 yang bermaksud : "Wahai Tuhanku! Binalah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam Syurga dan selamatkan daku dari Firaun dan perbuatannya (yang kufur dan buas) serta selamatkanlah aku dari kaum yang zalim"

Wahai wanita Islam yang sejati!
Apabila piala hatimu telah dipenuhi kecintaan dan kesetiaan yang mendalam kepada Allah, barulah mudah fizikal dan akal diarah untuk melakukan sebarang bentuk kebaktian. Sesungguhnya kebaktian yang utama dilakukan oleh wanita Islam yang sedar ialah membantu agama Allah supaya syariat Islam mewarnai seluruh hidup insan. Setiap saat seluruh tenaga akan digembeling untuk menyebarkan seruan keyakinan supaya setiap anggota masyarakat menepati tujuan manusia diciptakan.

Oleh itu berhati-hatilah didalam menjalani kehidupan ini, sentiasa berwaspada dan menjaga akhlak dan peribadimu. Jangan kecundang dengan tipu daya dunia dan terpengaruh dengan pujuk rayu anak Adam. Sekiranya kamu kekal dengan status wanita solehah insya Allah pasti kamu akan mendapat kebahagiaan di dunia dan mendapat kemuliaan di hari Akhirat.

Wanita Solehah: Hak Yang Perlu Direbut

Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud :
"Sesungguhnya dunia dan seluruh isinya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita yang solehah."
(Hadis Riwayat Muslim)

Sabda baginda lagi yang bermaksud :
"Tidak aku tinggalkan suatu fitnah sesudahku lebih merbahaya kepada kaum lelaki melainkan godaan wanita."
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Begitulah kedudukan wanita, tidak kira samaada ia sebagai anak gadis, sebagai isteri atau sebagai ibu. Apabila ia seorang yang solehah, maka mereka merupakan sebaik-baik kedudukan di antara seisi dunia. Tetapi jika sebaliknya, mereka merupakan suatu fitnah yang merbahaya kepada dunia. Walaupun mereka tidak berniat untuk membuat fitnah, tetapi wanita itu sendiri dengan kehadirannya boleh membawa fitnah jika tidak dipandu dan dikawal oleh syariat.


Masakan tidak, memandangnya saja boleh menimbulkan fitnah jika tubuhnya tidak dibaluti pakaian yang menutup aurat. Melangkah saja ia boleh mendatangkan fitnah jika ia melangkah tanpa mengikut peraturan syariat.

Allah s.w.t. tidak mengenakan sedemikian kawalan yang ketat keatas mereka jika mereka tidak sedemikian bahaya.Bukankah Rasulullah s.a.w. telah mengingatkan tentang wanita dalam sabdanya yang bermaksud :
"Wanita adalah alat perangkap (yang digunakan oleh) syaitan."
(Hadis Riwayat Asy-Shihaab)

Maka amatlah wajar bagi wanita memahami kedudukan mereka, supaya mereka boleh berusaha mendapatkan kedudukan mereka sebagai perhiasan dunia yang terbaik, yang solehah, yang dapat memberi ketenteraman kepada gelora yang melanda masyarakat manusia.

Maka amatlah wajar juga wanita ini berusaha memadamkan segala fitnah yang mungkin timbul, yang mengiringi mereka ke mana saja mereka pergi.

Untuk menjadi wanita solehah yang berperanan sebagai isteri, ibu dan mujahidah serta terhindar daripada segala fitnah yang timbul, ia mestilah mencontohi keperibadiaan wanita-wanita Islam terdahulu, yang telah terbukti kesolehahan dan sumbangan besar mereka kepada pejuangan Islam.Kenang-kenangkan kemuliaan peribadi, pengorbanan dan perjuangan Siti Khadijah, Siti Aisyah, Siti Fatimah Az-Zahra dan tokoh-tokoh wanita silam. Sesungguhnya mereka telah meninggalkan teladan dan mutiara yang tak ternilai buat kita.

Wanta solehah juga tidak seharusnya tertipu dengan rentak tari musuh-musuh Islam di dalam apa yang dinamakan "memperjuangkan hak wanita', sehingga mengenapikan peraturan-peraturan yang telah Allah aturkan untuk kita.

Di barat, kaum wanita mereka menuntut hak yang mereka namakan "Women's Liberation", tetapi wanita Islam sudah lama disuruh mencapai tahap wanita solehah.Itulah hak mereka yang Rasulullah s.a.w. sifatkan sebagai "sebaik-baik perhiasan di dunia". Adalah amat malang jika wanita Islam terikut-ikut dengan "Women's Liberation" tetapi gagal menilai ketinggian dan kemuliaan "wanita solehah".

Wanita sayugianya menyedari bahawa tugas, tanggungjawab dan peranan mereka adalah berat, sukar untuk dilaksanakan dan sulit untuk di selesaikan tanpa panduan dan pemahaman yang benar-benar ikhlas dan mendalam. Sedarlah, bahawa jalannya sukar untuk menjadi suatu perhiasan yang terbaik atau untuk memiliki pangkat solehah itu, tapi usaha ke arah itu adalah wajib dibuat.

Juga sedarlah, bahawa diri wanita itu adalah senjata syaitan yang paling ampuh untuk melahirkan kerosakan kepada lelaki khasnya dan masyarakat amnya, dan senjata ini telah terbukti berkesan jika diikuti rentetan sejarah kehidupan manusia sejak penciptaan Nabi Adam a.s. Dari itu, berwaspadalah dan teruskan usaha mengejar anugerah Syurga yang dijanjikan Allah kepada wanita-wanita yang solehah.

Jangan Berhenti Berdoa..

Sahabat yang dirahmati Allah,
Setiap manusia akan mengalami kematian, samaada cepat atau lambat adalah bergantung kepada suratan amal dan masa yang ditetapkan oleh Allah s.w.t

Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud, “Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila sudah sampai ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya (melambatkan) barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya (mempercepatkannya).”
(Surah al-A’raf, ayat 34)


Marilah sama-sama kita mengingati kematiaan kerana dengan mengingati kematian membuatkan kita sentiasa bersedia untuk menghadapi segala kemungkinan. Pelbagai persediaan harus kita lakukan setiap masa dan ketika untuk menghadapi kematian, agar kematian yang kita ingini insya Allah tercapai, iaitu husnul khatimah (penyudahan yang baik).

Husnul khatimah bermaksud berakhimya kehidupan manusia di dunia dengan kesudahan yang baik sebaliknya su’ul khatimah iaitu berakhirnya kehidupan manusia sebagai penyudah yang buruk. Keadaan seseorang saat tutup usia memiliki nilai tersendiri, kerana balasan baik dan buruk yang akan diterimanya bergantung pada keadaan ketika saat tutup usianya.
Sabda Nabi s.a.w. maksudnya : “Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya.”
(Hadis riwayat Bukhari dan selainnya)

Oleh sebab itulah, seorang hamba Allah yang soleh sangat risau akan kesudahan hidupnya. Mereka melakukan amal soleh berterusan, merendahkan diri kepada Allah agar Allah memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah sampai meninggal dunia dunia. Mereka berusaha merealisasikan firman Allah s.w.t. yang bermaksud, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takqa dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan Muslim (berserah diri).”
(Surah ali-‘Imran, ayat 102)

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash radhiallahu anhu, dia mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah s.a.w.bersabda: ‘Sesungguhnya kalbu-kalbu keturunan anak Adam berada di antara dua jari dari jari-jari Allah laksana satu hati, Allah membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya,’ kemudian baginda s.a.w. berdoa: ‘Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati-hati kami kepada ketaatan-Mu."
(Hadis Riwayat Muslim)

Itulah pentingnya keadaan yang menutupi penghujung usia. Sementara itu, keadaan seseorang pada detik-detik terakhir kehidupan ini, tergantung amal perbuatan pada masa lampau. Barangsiapa yang berbuat baik di saat waktu dan usianya memungkinkan, maka insya Allah akhir hidupnya baik. Dan jika sebaliknya, maka sudah tentu keburukan yang akan menimpanya. Allah s.w.t. tidak akan pernah menzaliminya, meskipun sedikit. Mengingat pentingnya masalah ini dan keharusan memperhatikannya, maka dengan memohon kepada Allah s.w.t.

Sahabat yang dimuliakan,
Husnul Khatimah adalah pengakhiran yang baik, iaitu seorang hamba, sebelum meninggal, ia diberi taufik dan hidayah untuk menjauhi semua yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah s.w.t.. Dia bertaubat dari dosa dan maksiat, serta semangat melakukan ketaatan dan perbuatan-perbuatan baik, hingga akhirnya dia meninggal dalam keadaan ini. Ini berdasarkan hadis shahih dari Anas bin Malik r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda maksudnya : “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya, “bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Allah akan memberikannya taufik untuk beramal soleh sebelum dia meninggal.”
(Hadis riwayat Imam Ahmad, Tirmidzi dan dishahihkan al Hakim dalam Mustadrak)

Husnul khatimah memiliki beberapa tanda, di antaranya ada yang diketahui oleh hamba yang sedang sakaratul maut, dan ada pula yang diketahui orang lain. Tanda husnul khatimah, yang hanya diketahui hamba yang mengalaminya, iaitu diterimanya khabar gembira saat sakaratul maut, berupa redha Allah sebagai anugerah-Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):’Janganlah kamu merasa takut dan jenganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
(Surah Fushshilat, ayat 30)

Khabar gembira ini diberikan saat sakaratul maut, dalam kubur dan ketika dibangkitkan dari kubur. Sebagai dalilnya, sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud,“Barangsiapa yang suka bertemu Allah, maka Allah pun suka untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak suka bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci untuk bertemu dengannya”. Aisyah r.a. bertanya, “Wahai Nabi Allah! Apakah (yang dimaksud) adalah benci kematian? Kita semua benci kematian?” Rasulullah s.a.w. menjawab, “Bukan seperti itu. Akan tetapi, seorang Mukmin, apabila diberi khabar gembira tentang rahmat dan redha Allah serta Syurga-Nya, maka ia akan suka bertemu Allah. Dan sesungguhnya, orang kafir, apabila diberi khabar tentang azab Allah dan kemurkaan-Nya, maka ia akan benci untuk bertemu Allah dan Allah pun membenci bertemu dengannya.”

Mengenai hadis ini, al Imam al Khatthabi mengatakan, “Maksud dari kecintaan hamba untuk bertemu Allah, iaitu ia lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Kerananya, ia tidak senang tinggal terus menerus di dunia, bahkan bersiap sedia meninggalkannya. Sedangkan makna kebencian adalah sebaliknya.”

Menurut Imam Nawawi pula, “Secara syari’at, kecintaan dan kebencian yang diperhitungkan adalah, saat sakaratul maut, saat taubat tidak diterima lagi. Ketika itu, semuanya diperlihatkan bagi yang sedang nazak (proses pengambilan nyawa), dan akan nampak baginya tempat kembalinya.”

Sahabat yang dikasihi,
Terdapat tiga faktor terpenting penyebab husnul khatimah :

Pertama, iaitu melakukan ketaatan dan bertakwa kepada Allah. Intinya ialah merealisasikan tauhid, menjauhi hal-hal yang diharamkan, dan segera bertaubat dari perbuatan haram yang dilakukannya. Tindakan yang paling besar adalah syirik, baik syirik besar mahupun syirik kecil. Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
 (Surah an-Nisaa’ ayat 48)

Keduanya, hendaknya berdoa kepada Allah s.w.t. dengan bersungguh-sungguh agar berakhirnya hayat kita dalam keadaan beriman dan bertakwa. Nabi s.a.w mengatakan do'a dapat mengubah Qadha' dan Qadar maka berdo'alah sesungguhnya Allah tidak akan menolak permintaan daripada hamba-hamba-Nya.

Ketiga, hendaknya mengerahkan segala kemampuan dalam memperbaiki diri, secara lahir dan batinnya, niat dan maksudnya diarahkan untuk memperbaiki diri.  Allah memberikan taufik kepada orang yang mencari kebenaran. Apabila niat kita baik  dan bersangka baik dengan Qadha' dan Qadar Allah maka Allah akan bersangka baik dengan kita.

Sahabat,
Sebaik-baik umur adalah yang dipanjangkan umur tetapi penuh dengan taat kepada Allah dan amal soleh. Seburuk-buruk umur adalah yang panjang umurnya tetapi penuh dengan dosa dan maksiat kepada Allah s.w.t.. Orang yang akan selamat di alam akhirat adalah yang selamat di alam kubur. Orang yang selamat di alam kubur adalah orang yang selamat ketika di akhir hidupnya.

Akhir hidup yang baik sulit didapat jika kita sehari-harinya tidak taat kepada Allah dan taat kepada Rasul. Oleh kerana itu, supaya akhir hidup kita menjadi baik (husnul khatimah) maka mulai sekarang kita harus menjadi orang yang taat kepada Allah, taat kepada Rasul dan selalu beramal soleh. Orang yang do'anya akan dimakbul oleh Allah adalah mereka yang beriman, taat, mengamalkan sunnah Rasul, banyak beramal saleh, banyak berjasa kepada orang lain dan menjauhi dosa dan maksiat kepada Allah. Mintalah kepada Allah untuk akhir hidup kita yang baik dengan do'a-do'a di bawah ini.

Di antara doa-doa yang perlu diamalkan adalah :

هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

Hablii hukmaw wa al hiqniy bish shoolihiin

Maksudnya, “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.
(Surah asy-Sy’araa, ayat 83)

اللهم اجعل خير عمري أخره و خير عملي خواتيمه و خير أيامي يوم لقائك

Allaahummaj’al khayra ‘umrii aakhirahu wa khayra ‘amalii khawaatiimahu wa khayra ayyaamii yawma lliqaa’ika Maksudnya, “Ya Allah jadikanlah sebaik-baik umurku pada ujungnya dan sebaik-baik amalku pada akhir hayatku, dan (jadikanlah) sebaik-baik hariku yaitu hari ketika aku bertemu dengan-Mu (di hari kiamat).”
(Hadis riwayat Ibnus Sunny)

اللهم اختم لنا بحسـن الخاتمة ولا تختم علينا بسـوء الخاتمة

Maksudnya, “Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan husnul-khatimah (akhir yang baik), dan jangan Kau akhiri hidup kami dengan suu-ul-khatimah (akhir yang buruk).”

Adab supaya dikurniakan Husnul Khatimah :

Sebaik-baik umur adalah umur yang panjang dan penuh dengan amal soleh. Dan seburuk-buruk umur menurut Allah adalah yang panjang umurnya tetapi diisi dengan dosa dan maksiat kepada Allah.

  1. Keadaan di akhir hayat seseorang bergantung kepada amalan sehari-hari. Oleh kerana itu, isilah hari-hari kita dengan selalu meningkatkan iman dan amal soleh.
  2. Selain berusaha untuk selalu meningkatkan ibadah fardhu dan sunat, maka perlu memperbanyak amalan ihsan, iaitu amalan yang memberi kebaikan kepada orang banyak, baik berupa ajakan untuk kembali kepada Allah (dakwah ilallaah), menyebarkan ilmu, menyebarkan kasih sayang, menyebarkan amal saleh, dan selalu tawa shaubil wa tawaa shaubish-shabr.
  3. Tidak meminta mati kecuali kerana telah terjadi fitnah yang mengancam keselamatan diri dan agamanya.
  4. Jangan sekali-kali berfikir untuk mengakhiri hidup dengan jalan pintas kerana adanya tekanan hidup yang berat. Orang yang mengakhiri hidupnya dengan jalan pintas (bunuh diri) tidak akan diterima amalnya dan dipastikan dia akan masuk Neraka.
  5. Ajal adalah sebuah misteri, merupakan rahsia Allah. Ia datang secepat kilat, tetapi tidak datang-datang walaupun telah dinanti-nantikan setiap saat. Namun jika ajal telah datang, tidak boleh ditunda atau dimajukan walaupun sedetik.
  6. Mengamalkan do'a untuk dijadikan orang yang husnul-khatimah pada setiap akhir solat fardhu.
  7. Selalu menumbuhkan perasaan khauf dan rajaa (takut dan harap), iaitu takut akan tidak diampuninya dosa-dosanya dan berharap bahawa Allah itu Maha Rahman dan Rahim yang akan selalu memberikan rahmat kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya.
  8. Ketika sudah ada tanda-tanda akan dipanggil oleh Allah, perbanyaklah membaca kalimat thayyibah, Nabi s.a.w. ada menyatakan siapa yang ucapan terakhirnya adalah Laa Ilaaha illallah orang itu dijamin masuk Syurga.
Tanda-tanda kematian dalam husnul khatimah :

1. Meninggal dengan sempat mengucapkan dua kalimah syahadah menjelang kematiannya. Sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang akhir ucapannya Laa Ilaaha illallaah, maka ia masuk Syurga.”
(Hadis riwayat al-Hakim)

2. Meninggal dalam keadaan berkeringat (berpeluh) di dahi (keningnya). Sabda Rasulullah s.a.w., “Bahawa matinya seseorang Mukmin itu dengan keluarnya peluh di dahi.”
(Hadis riwayat oleh Ahmad dan Tarmizi, dari Buraidah bin al Hashib r.a.)

3. Meninggal pada malam Jumaat atau siangnya. Sabda Rasulullah s.a.w.,“Tidak seorang Muslim pun yang mati pada hari atau malam Jumaat melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah (seksa) kubur.”
(Hadis riwayat Ahmad dan at-Tirmizi)

4. Mati syahid di medan jihad (perang) kerana membela agama Allah. Bagi orang yang mati syahid ada 6 kelebihan:
  • Akan diampuni dengan serta merta dosanya serta diperlihatkan tempat duduknya di Syurga (kecuali mereka yang masih ada urusan hutang).
  • Diselamatkan dari seksa kubur.
  • Aman dari ketakutan yang teramat besar dan dahsyat.
  • Diperhiasi dengan iman.
  • Dikahwinkan dengan bidadari (semiskin-miskin ialah 49 bidadari).
  • Dapat memberi syafaat kepada 70 orang keluarganya. Riwayat oleh Tirmizi, Ahmad dan Ibnu Majah.
5. Meninggal sebagai tentera di jalan Allah.

6. Meninggal kerana melahirkan anak. (Sahih Muslim)

7. Meninggal semasa hamil atau di dalam masa nifasnya (wanita) iaitu meninggal kerana melahirkan anaknya. Diriwayatkan Imam Ahmad dan selainnya, dengan sanad yang shahih dari ‘Ubadah bin ash Shamit r.a., sabda Rasulullah s.a.w., “Dan wanita yang dibunuh anaknya (kerana melahirkan) masuk golongan syahid, dan anak itu akan menariknya dengan tali pusarnya ke Syurga.”
(Riwayat Imam Ahmad dan At-Tabrani)

8. Meninggal kerana penyakit taun. Sabda Rasulullah s.a.w., “Taun itu satu kematian syahid bagi setiap Mukmin. (Hendaklah ia sabar dan redha menganggungnya).”
(Hadis riwayat oleh Muslim).

9. Meninggal akibat sakit perut maka ia mati syahid, sabda Rasulullah s.a.w., “Dan barang siapa mati kerana sakit perut maka ia mati syahid.”
(Hadis riwayat oleh Muslim)

10. Mati tenggelam (lemas) dan tertimbus oleh bangunan. (Sahih Muslim)

11. Meninggal dengan sebab terbakar. (Riwayat At-Tabrani)

12. Meninggal dengan sebab sakit dzatul jambi (radang selaput dada). Rasulullah s.a.w. pernah menyebutkan macam-macam orang yang mati syahid, termasuk orang yang mati terbakar. Demikian pula orang yang meninggal lantaran menderita radang selaput dada, iaitu bengkak yang meradang, nampak pada selaput yang ada di bahagian dalam tulang-tulang rusuk. (Hadis diriwayatkan Abu Daud dalam Sunannya)

13. Meninggal kerana sakit TB. Sabda Rasullullah s.a.w., “Orang yang mati kerana menanggung penyakit kurus kering ia mati syahid.” (Hadis riwayat Tabrani)

14. Meninggal akibat luka perang di jalan Allah. Sabda Rasulullah s.a.w maksudnya, “Barangsiapa yang luka kerana perang di jalan Allah itu mati, maka bererti ia syahid, atau kena pijak oleh unta atau kudanya atau ia mati ditempat tidurnya (setelah berperang itu) dengan sebab apa-apa pun yang dikehendaki oleh Allah, maka sesungguhnya ia adalah mati syahid dan akan masuk Syurga.”
(Hadis riwayat Daud)

15. Meninggal dalam mempertahankan harta yang akan dirampas. (Riwayat Bukhari, Abu Daud dan an Nasai)

16. Meninggal kerana mempertahankan diri, jiwa, keluarga dan agamanya. Sabda Rasulullah s.a.w. maksudnya, “Barangsiapa yang terbunuh kerana membela hartanya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh kerana membela keluarganya, maka ia syahid. Barangsiapa terbunuh kerana membela agamanya, maka ia syahid. Dan barangsiapa yang terbunuh kerana membela darahnya, maka ia syahid.”
(Hadis riwayat Abu Daud dan an Nasai)

17. Meninggal dalam bersiap-siap untuk berperang di jalan Allah.

18. Meninggal sebagai murabith (pasukan yang berjaga di daerah/wilayah perbatasan) di dalam perang di jalan Allah. Sabda Rasulullah s.a.w., “Berjaga-jaga sehari-semalam (di daerah perbatasan) lebih baik daripada puasa berserta solat malamnya selama satu bulan. Seandainya ia meninggal, maka pahala amalnya yang telah ia perbuat akan terus mengalir, dan akan diberikan rezeki baginya, dan ia terjaga dari fitnah.”

19. Meninggal ketika sedang beramal soleh seperti sedang menuntut ilmu (ilmu yang dibolehkan oleh Islam) di masjid atau sedang berdakwah. Sabda Rasulullah s.a.w., “Barangsiapa mengucapkan Laa ilaha illallah karena mencari wajah (pahala) Allah kemudian amalnya ditutup dengannya, maka ia masuk Syurga. Barangsiapa berpuasa kerana mencari wajah Allah kemudian amalnya diakhiri denganya, maka ia masuk Syurga. Barangsiapa bersedekah kemudian itu menjadi amalan terakhirnya, maka ia masuk Syurga.” (Hadis riwayat Imam Ahmad dan selainnya)

Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah s.a.w. bersabda, “Seorang laki-laki berjalan di sebuah jalan lalu dia menemukan sebuah ranting berduri ditengah jalan maka disingkirkannya ranting itu dengan bersyukur kepada Allah Ta'ala. Allah mengampuni dosanya kerana perbuatannya itu.” Baginda bersabda pula, “Para syuhada (orang-orang yang mati syahid) lima macam:
(1) Al Math'un orang-orang yang tewas kerana penyakit kolera (penyakit menular atau wabak)
(2) Al Mabthun - orang-orang yang ditewas kerana sakit perut atau melahirkan
(3) orang yang tewas kerana tenggelam
(4) Orang yang tewas kerana ditimpa tanah longsor atau pohon tumbang dan sebagainya
(5) Orang yang tewas dalam perang Fi Sabilillah.”
(Hadis Sahih Muslim)

Akhirkata, marilah sama-sama kita muhasabah diri kita dimana kesalahan dan dosa yang sering kita lakukan kepada Allah s.w.t. Sentiaslah beristighfar dan memohon keampunan kepada Allah s.w.t. di atas dosa-dosa kita supaya di penyudahan kehidupan kita dikurniakan Allah husnul khatimah. Tidak ada  kebaikan yang lebih besar yang kita miliki melainkan mendapat husnul khatimah dan di masukkan ke dalam Syurga di hari akhirat nanti.